Senin, 02 Januari 2017

ISTANA DI PULAU DEWATA



ISTANA TAMPAK SIRING





Istana Tampak Siring yang terletak di Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Indonesia Merdeka. Kelima istana lainnya merupakan bangunan yang telah berdiri sejak jaman kolonialisme Belanda, antara lain Istana Negara dan Istana Merdeka (Jakarta), Istana Bogor (Bogor), Istana Cipanas (Cipanas), serta Gedung Agung (Yogyakarta). Istana Tampak Siring biasanya digunakan oleh presiden untuk beristirahat, melakukan rapat kerja, serta melakukan perundingan luar negeri. 

Nama Tampak Siring berasal dari dua buah kata dalam bahasa Bali, yaitu tampak dan siring yang berarti: “telapak” dan “miring”. Penamaan tersebut berkaitan erat dengan legenda masyarakat setempat tentang Raja Mayadenawa. Raja ini dikenal pandai dan sakti mandraguna. Namun, karena kelancangannya mengangkat diri sebagai dewa yang harus disembah oleh rakyatnya, maka Betara Indra mengutus bala tentara untuk menyerang Raja Mayadenawa. Serangan ini membuat Mayadenawa melarikan diri ke dalam hutan. Untuk menyamarkan jejaknya, Mayadenawa sengaja berjalan dengan cara memiringkan telapak kakinya.Namun sayang, usaha Mayadenawa untuk mengelabui bala tentara Betara Indra gagal, jejaknya akhirnya diketahui. Dengan sisa-sisa kesaktiannya, Raja Mayadenawa mencoba melawan dengan menciptakan mata air beracun yang dapat membunuh para pengejarnya. Untuk menanggulangi akibat buruk dari mata air beracun itu, Betara Indra menciptakan sumber mata air penawarnya, yaitu Tirta Empul (air suci). Wilayah pelarian Raja Mayadenawa itulah yang kini dikenal sebagai Tampak Siring.



Masih dalam kawasan istana ini, para turis juga dapat menikmati obyek wisata lainnya yang cukup terkenal di Pulau Bali, yaitu Pura Tampak Siring yang berada tepat di bawah Istana Tampak Siring. Pura ini juga dikenal dengan nama Pura Tirta Empul karena di pura ini terdapat sumber mata air suci (“tirta empul”). Di tempat ini, para turis dapat melakukan meditasi maupun meraup berkah dengan cara mandi di kolam khusus yang dialiri oleh air dari Tirta Empul. Mata air yang disakralkan ini konon sudah digunakan untuk penyucian dan pengobatan sejak seribu tahun yang lalu.


sumber : www.google.co.id
              wisatabali2010.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar